BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Implementasi PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa
implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian yang
dilaksanakan di kelas.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan
dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan
pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment), sedangkan yang
diselenggarakan pemerintah termasuk penilaian eksternal (external assessment).
Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru
pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian
oleh Satuan Pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan
oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan
hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah
untuk menilai kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan
akhir pembelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik
penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan
ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, model
penilaian kelas ini diperuntukkan khususnya bagi pelaksanaan penilaian hasil
belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud penilaian dalam pembelajaran?
2. Apa
yang dimaksud penilaian sikap dalam proses pembelajaran?
3. Apa
saja kendala yang terdapat dalam penilaian sikap?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian dari penilaian dalam proses pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud penilaian sikap dalam proses pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui apa saja kendala yang terdapat dalam penilaian sikap.
1.4 Manfaat
1
Bagi Mahasiswa / Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa maupun masyarakat
yang sebelumnya tidak tahu akan penilaian sikap dan kendalanya, baik tentang materi yang mengacu pada penilaian pembelajaran serta kendala yang terdapat dalam penilaian.
2
Bagi Penulis
Selain sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah penilaian
hasil belajar pada Semester III,
juga ingin membahas tentang penilaian sikap, serta menambah pemahaman setiap mahasiswa dan masyarakat
tentang penilaian hasil pembelajaran khususnya pada materi penilaian sikap
(observasi) dan kendala yang terdapat dalam proses penilaian tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penilaian Kelas
Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian
kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian
kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru
untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta
didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil
kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah Standar Kompetensi dan
kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portfolio), , dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa
yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik
tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan
hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta
didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang
diharapkan.
1.
Manfaat penilaian kelas
antara lain sebagai berikut:
a)
Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
b)
Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
c)
Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
d)
Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
e)
Untuk memberikan informasi kepada orangtua dan komite sekolah
tentang efektivitas pendidikan.
f)
Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah)
dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik untuk digunakan
2. Fungsi
Penilaian Kelas
a) Memberikan informasi sejauhmana
seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b) Mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan
kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
c) Menemukan kesulitan belajar
peserta didik kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan
sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
mengikuti remedial atau pengayaan.
d) Menemukan kelemahan dan
kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses
pembelajaran berikutnya.
e) Sebagai kontrol bagi guru dan
sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
2.2
Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang
diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif,
komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun
komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
a)
Sikap terhadap materi pelajaran.
peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam
diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah
diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
b)
Sikap terhadap guru/pengajar.
peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap
positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan
demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan
sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
c)
Sikap terhadap proses pembelajaran.
peserta didik juga
perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi,
metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang
menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
d)
Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau
norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Misalnya kasus atau
masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau kimia. peserta
didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai
positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus
perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif
terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik
memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
e)
Sikap berhubungan dengan kompetensi
afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
1.
Tehnik penilaian sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan
seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat
dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu,
guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil
observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan
buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik
selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian:
Contoh 1.
BUKU CATATAN
HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK
( Nama
Sekolah )
Mata Pelajaran :
Kelas :
Program :
Tahun Pelajaran :
Nama Guru :
Singaraja,
2012
|
Contoh cover depan buku catatan harian
No.
|
Nama Peserta Didik
|
Kejadian
|
Hari/tanggal
|
Isi dari buku catatan harian siswa
Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk
merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai
sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan
peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi
perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuat
perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada
umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap (untuk mata diklat adaptif).
Contoh 2
Format penilaian sikap pada praktek agama:
No.
|
Nama
|
perilaku
|
Nilai
|
Keterangan
|
|||
Bekerjasama
|
Berinisiatif
|
Penuh
perhatian
|
Bekerja
sistematis
|
||||
Catatan:
a. Kolom Aspek perilaku
diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Skor merupakan
jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku
c. Penilaian dapat
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut Skor minimum : 4 x 1 = 4
Skor maksimum : 4 x 5 = 20
Kategori penilaian : 5
Rentangan Nilai : 20 - 4
d. Kolom keterangan dapat diisi dengan:
amat baik, bila jumlah skor 17 - 20
baik, bila jumlah skor 14 - 16
cukup, bila jumlah skor 11 - 13
kurang, bila jumlah skor 8 - 10
sangat
kurang, bila jumlah skor 4 – 7
b. Pertanyaan Langsung
Kita juga dapat menanyakan secara
langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya,
bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di
sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam
penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik
ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta
menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi
akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik
tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Selain itu untuk menentukan siswa SMK dinyatakan kompeten atau
belum kompeten, ada beberapa program keahlian yang mensyaratkan sikap melakukan
pekerjaan sebagai salah satu faktor penentu.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara
keseluruhan, termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat
dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut:
Contoh lembar
pengamatan:
Prilaku/sikap yang
diamati: …………………….
Nama peserta…… kelas……. Semester………
No.
|
Deskripsi
prilaku awal
|
Deskripsi
perubahan
|
capaian
|
|||
Pertemuan…
hari/tgl
|
TR
|
T
|
R
|
SR
|
||
1.
|
||||||
2.
|
Keterangan
a. Kolom capaian
diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = perubahan rendah
SR = perubahan sangat rendah
b.
Informasi tentang deskripsi Standar Kompeten perilaku diperoleh dari:
1). pertanyaan
langsung
2). Laporan pribadi
3) Buku Catatan Harian
2.3
Kendala Dalam Penilaian Sikap
dalam
penilaian sikap penulis dapat simpulkan bahwa yang menjadi peran penting dalam
penilaian ini adalah peserta didik itu sendiri, hal itu dikarenakan dalam tes
penilaian tersebut yang mengisi buku catatan adalah peserta didik itu sendiri,
dan tidak ada campur tangan baik dari guru maupun orang tua, dalam buku harian
tersebut, peserta didik menuliskan hal yang dilakukan di luar sepengetahuan
pendidik atau guru, dan buku harian tersebut adalah merupakan rekaman yang akan
diberikan guru untuk di nilai.
Dalam penilaian
observasi dalam instrument soalnya berupa buku harian, penilaian tersebut
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:
1. data
dalam instrument tersebut dapat di palsukan.
2. Guru
memberikan kepercayaan pada siswa dengan mengisi instrumenya sendiri.
3. Cakupan
dari aspek penilaian prilaku tidak semua dapat di nilai.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
dipapakarkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian kelas
adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran tertentu.
2. dalam
penilaian sikap penulis dapat simpulkan bahwa yang menjadi peran penting dalam
penilaian ini adalah peserta didik itu sendiri, hal itu dikarenakan dalam tes
penilaian tersebut yang mengisi buku catatan adalah peserta didik itu sendiri,
dan tidak ada campur tangan baik dari guru maupun orang tua
3. buku
harian tersebut adalah merupakan rekaman yang akan diberikan guru untuk di
nilai
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas penulis berharap segenap
orang yang membaca makalah yang sederhana ini dapat mengkritisi materi-materi
yang tersaji. Penulis menyarankan pembaca mampu membaca referensi-referensi
terkait permasalahan yang tersaji dalam makalah ini. Jika memang tulisan dalam
makalah ini salah atau menyimpang dari koridor keilmuan yang berlaku, penulis
sangat mengharapkan adanya masukan yang bersifat kontruktif.
0 komentar:
Posting Komentar