Jumat, 22 Maret 2013

Penilaian Hasil Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Implementasi PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah termasuk penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian oleh Satuan Pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah untuk menilai kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, model penilaian kelas ini diperuntukkan khususnya bagi pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud penilaian dalam pembelajaran?
2.      Apa yang dimaksud penilaian sikap dalam proses pembelajaran?
3.      Apa saja kendala yang terdapat dalam penilaian sikap?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari penilaian dalam proses pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud penilaian sikap dalam proses pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui apa saja kendala yang terdapat dalam penilaian sikap.
1.4  Manfaat
1        Bagi Mahasiswa / Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa maupun masyarakat yang sebelumnya tidak tahu akan  penilaian sikap dan kendalanya, baik tentang materi yang mengacu pada penilaian pembelajaran serta kendala yang terdapat dalam penilaian.
2        Bagi Penulis
Selain sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah penilaian hasil belajar pada Semester III,  juga ingin membahas tentang penilaian sikap, serta menambah  pemahaman setiap mahasiswa dan masyarakat tentang penilaian hasil pembelajaran khususnya pada materi penilaian sikap (observasi) dan kendala yang terdapat dalam proses penilaian tersebut.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Penilaian Kelas
Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah Standar Kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), , dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
1.      Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
a)      Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
b)      Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
c)      Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
d)     Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.
e)      Untuk memberikan informasi kepada orangtua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
f)       Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbagkan konsep penilaian kelas yang baik untuk digunakan

2.      Fungsi Penilaian Kelas
a)      Memberikan informasi sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b)      Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
c)      Menemukan kesulitan belajar peserta didik kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
d)     Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e)      Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
2.2  Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
a)      Sikap terhadap materi pelajaran.
peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
b)      Sikap terhadap guru/pengajar.
peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
c)      Sikap terhadap proses pembelajaran.
peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
d)     Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau kimia. peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
e)      Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
1.      Tehnik penilaian sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian:
                Contoh 1.


BUKU CATATAN HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK
( Nama Sekolah )



Mata Pelajaran :
Kelas                :
Program            :
Tahun Pelajaran :
Nama Guru        :


     Singaraja, 2012
 











Contoh cover depan buku catatan harian








No.
Nama Peserta Didik
Kejadian
Hari/tanggal












Isi dari buku catatan harian siswa
Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap (untuk mata diklat adaptif).
Contoh 2
Format penilaian sikap pada praktek agama:
No.
Nama
perilaku
Nilai
Keterangan
Bekerjasama
Berinisiatif
Penuh perhatian
Bekerja sistematis

























Catatan:
a. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

b. Skor merupakan jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku
c. Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut Skor minimum                   : 4 x 1 = 4
Skor maksimum          : 4 x 5 = 20
Kategori penilaian       : 5
Rentangan Nilai          : 20 - 4
      d. Kolom keterangan dapat diisi dengan:
amat baik, bila jumlah skor 17 - 20
baik, bila jumlah skor 14 - 16
cukup, bila jumlah skor 11 - 13
kurang, bila jumlah skor 8 - 10
sangat kurang, bila jumlah skor 4 – 7
b. Pertanyaan Langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Selain itu untuk menentukan siswa SMK dinyatakan kompeten atau belum kompeten, ada beberapa program keahlian yang mensyaratkan sikap melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor penentu.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut:
Contoh lembar pengamatan:


Prilaku/sikap yang diamati:     …………………….
Nama peserta……                  kelas…….                   Semester………
No.
Deskripsi prilaku awal
Deskripsi perubahan
capaian
Pertemuan… hari/tgl
TR
T
R
SR
1.






2.







Keterangan
a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
ST        = perubahan sangat tinggi
T          = perubahan tinggi
R         = perubahan rendah
SR       = perubahan sangat rendah
b. Informasi tentang deskripsi Standar Kompeten  perilaku diperoleh dari:
1). pertanyaan langsung
2). Laporan pribadi
3) Buku Catatan Harian
2.3  Kendala Dalam Penilaian Sikap
dalam penilaian sikap penulis dapat simpulkan bahwa yang menjadi peran penting dalam penilaian ini adalah peserta didik itu sendiri, hal itu dikarenakan dalam tes penilaian tersebut yang mengisi buku catatan adalah peserta didik itu sendiri, dan tidak ada campur tangan baik dari guru maupun orang tua, dalam buku harian tersebut, peserta didik menuliskan hal yang dilakukan di luar sepengetahuan pendidik atau guru, dan buku harian tersebut adalah merupakan rekaman yang akan diberikan guru untuk di nilai.
Dalam penilaian observasi dalam instrument soalnya berupa buku harian, penilaian tersebut mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:
1.      data dalam instrument tersebut dapat di palsukan.
2.      Guru memberikan kepercayaan pada siswa dengan mengisi instrumenya sendiri.
3.      Cakupan dari aspek penilaian prilaku tidak semua dapat di nilai.










BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipapakarkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
2.      dalam penilaian sikap penulis dapat simpulkan bahwa yang menjadi peran penting dalam penilaian ini adalah peserta didik itu sendiri, hal itu dikarenakan dalam tes penilaian tersebut yang mengisi buku catatan adalah peserta didik itu sendiri, dan tidak ada campur tangan baik dari guru maupun orang tua
3.      buku harian tersebut adalah merupakan rekaman yang akan diberikan guru untuk di nilai

3.2   Saran
Berdasarkan simpulan di atas penulis berharap segenap orang yang membaca makalah yang sederhana ini dapat mengkritisi materi-materi yang tersaji. Penulis menyarankan pembaca mampu membaca referensi-referensi terkait permasalahan yang tersaji dalam makalah ini. Jika memang tulisan dalam makalah ini salah atau menyimpang dari koridor keilmuan yang berlaku, penulis sangat mengharapkan adanya masukan yang bersifat kontruktif.

0 komentar:

Posting Komentar